coba klik salah satu icon di bawah gambar pasti seru

Kamis, 19 Februari 2015

KELAPA SIMBOL KEPALA DEWA BRAHMA



Dikisahkan dalam Siwa Gama ketika tapa Shang Hyang Gana mendapatkan anugrah dari Bhatara Guru dan diberikan anugrah agar semua perkataannya bertuah, menjadi benar apa yang telah diucapkan. Dengan anugrah tersebut menjadi purnalah hati bari Bhatara Brahma dan Bhatara Wisnu. Maka datanglah Dewa Wisnu kepada Dewa Gana disuruh untuk mengukur badannya. Lalu Dewa Gana mengatakan Dewa Wisnu sebagai dewata yang dapat membunuh, mendengar hal itu Dewa Wisnu pergi dengan perasaan geram.
              Tiba-tiba datanglah Dewa Brahma yang memiliki kepala lima. Mengenai cerita Dewa Brahma berkepala lima dapat disimak pula dalam kitab Brahma Purana. Dalam kitab ini kepala Dewa Brahma yang berbentuk kepala keledai, dipotong oleh Dewa Siwa atas permohonan Dewa-dewa karena kepala yang kelima telah membantu detya (Raksasa).
              Kembali ke dalam naskah Siwa Gama, kepada Sang Hyang Gana, Dewa Brahma meminta untuk melihat kepalanya yang berjumlah lima, sedangkan yang satu berada di dalam. Dewa Brahma mengatakan jika Dewa Gana bisa menerkam kepalanya yang didalam maka ia akan disembah oleh Dewa Brahma, dan jika gagal maka Dewa Gana yang akan dimakan oleh Dewa Brahma.
              Mengetahui hal tersebut terharulah hatinya Bhatara Guru, karena puteranya akan dimakan. Lalu berubah rupa menjadi maya seraya mengambil kepala Brahma yang berada di dalam dengan menggunakan tangan kirinya serta melarikanya. Maksud brahma membuktika bahwa ia berkepala lima gagal karena kepalanya yang kelima hilang. Lalu beliau marah besar dan akhirnya bersemedi, dari semedinya itu keluarlah kala raksasa bertangan seratus delapan yang akan menangkap Gana. Gana berlari seraya memanggil  Bhatara Guru sambil menyakupkan tangan mohon bantuan.
              Dari Bhatara Guru keluarlah Panca Dewata yang menandingi raksasa tersebut, yang sama-sama memiliki kekuatan hebat. Kembali kepada kepala Dewa Brahma yang dilarikan oleh Bhatara Guru, kepala itu selanjutnya ditanam dipuncak gunung Kampud. Oleh karena itu gunung itu kemudian bernama Gunung Sambadagni. Selang beberapa lama kemudian tumbuh pohon nyiur yang hingga saat ini disebut pohon kelapa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar