Dikisahkan dalam Siwa
Gama ketika tapa Shang Hyang Gana mendapatkan anugrah dari Bhatara Guru dan
diberikan anugrah agar semua perkataannya bertuah, menjadi benar apa yang telah
diucapkan. Dengan anugrah tersebut menjadi purnalah hati bari Bhatara Brahma
dan Bhatara Wisnu. Maka datanglah Dewa Wisnu kepada Dewa Gana disuruh untuk
mengukur badannya. Lalu Dewa Gana mengatakan Dewa Wisnu sebagai dewata yang
dapat membunuh, mendengar hal itu Dewa Wisnu pergi dengan perasaan geram.
Tiba-tiba datanglah Dewa Brahma
yang memiliki kepala lima. Mengenai cerita Dewa Brahma berkepala lima dapat
disimak pula dalam kitab Brahma Purana. Dalam kitab ini kepala Dewa Brahma yang
berbentuk kepala keledai, dipotong oleh Dewa Siwa atas permohonan Dewa-dewa
karena kepala yang kelima telah membantu detya (Raksasa).
Kembali ke dalam naskah Siwa Gama,
kepada Sang Hyang Gana, Dewa Brahma meminta untuk melihat kepalanya yang
berjumlah lima, sedangkan yang satu berada di dalam. Dewa Brahma mengatakan jika
Dewa Gana bisa menerkam kepalanya yang didalam maka ia akan disembah oleh Dewa
Brahma, dan jika gagal maka Dewa Gana yang akan dimakan oleh Dewa Brahma.
Mengetahui hal tersebut terharulah
hatinya Bhatara Guru, karena puteranya akan dimakan. Lalu berubah rupa menjadi
maya seraya mengambil kepala Brahma yang berada di dalam dengan menggunakan
tangan kirinya serta melarikanya. Maksud brahma membuktika bahwa ia berkepala
lima gagal karena kepalanya yang kelima hilang. Lalu beliau marah besar dan
akhirnya bersemedi, dari semedinya itu keluarlah kala raksasa bertangan seratus
delapan yang akan menangkap Gana. Gana berlari seraya memanggil Bhatara Guru sambil menyakupkan tangan mohon
bantuan.
Dari Bhatara Guru keluarlah Panca
Dewata yang menandingi raksasa tersebut, yang sama-sama memiliki kekuatan
hebat. Kembali kepada kepala Dewa Brahma yang dilarikan oleh Bhatara Guru,
kepala itu selanjutnya ditanam dipuncak gunung Kampud. Oleh karena itu gunung
itu kemudian bernama Gunung Sambadagni. Selang beberapa lama kemudian tumbuh
pohon nyiur yang hingga saat ini disebut pohon kelapa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar