Alang-alang merupakan senjata ampuh yang mematikan yang sering digunakan berperang di alam gaib. Dalam naskah Siwa Gama dikisahkan ketika perjalanan Bhagawan salukat menemukan alaang-alang yang kondisinya sudah kering dan berserakan. Alang-alang itu meminta anugrah kepada Bhagawan Salukat , ia tidak tega menyaksikan ratapan alang-alang itu lalu memberikan anugrah.
Dalam kisah lain yaitu Kitab Adi Parwa parwa pertama khususnya dalam cerita pemutaran lautan susu, diceritakan kekalahan Dewi Winata , ibu Sang Garuda akibat kelicikan Dewi kadru dalam menabak kuda yang muncul pada saat pemutaran Gunung Mandara Giri untuk mendapatkan tirta amerta. Kuda yang sebenarnya muncul adalah kuda berwarna putih, namun karena tipu daya dari Dewi Kadru dengan anaknya Sang Naga, ekor kuda yang sebelumnya putih mulus disemburkan dengan bisanya sehingga tidak putih lagi.
Kekalahan tipu daya inilah yang menyebabkan Sang Winata menjadi budak. Sebagai budak ia ditugaskan untuk mengasuh putra-putra dari Dewi Kadru yang berjumlah ratusan naga.
Mengasuh ratusan apalagi naga bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Apalagi naga-naga itu sulit untuk diatur. Sang Garuda sangat sedih melihat keadaan ibunya, ia ingin sekali membebaskan ibunya. Namun ada sebuah persyaratan yang harus ia lakukan sebagai ganti jika ibunya dibebaskan. Ia harus mencari Tirta Amerta di Gunung Somaka.
Sebagai anak yang berbakti ia langsung berangkat ketempat tersebut. Penjagaan digunung somaka sangat ketat, namun berkat restu dari ibunya serta perlindungan dari para dewa, setelah melalui pertarungan tirta berhasil di dapatkan. Lalu ia menyerahkan tirta tersebut kepada ibunya sebaagai ganti agar ia dibebaskan dan tidak lagi menjadi budak. Tirta itu berada di kamandalu serta diikat dengan alang-alang. Lalu tirta itu diserahkan kepada para naga namun sebelum meminum amerta harus mandi dulu, dengan kegirangan para naga mandi dan meninggalkan amerta tersebut.
Karena ditinggal dan tidak ada yang menjaga akhirnya tirta itu diambil oleh indra. Dengan rasa yang sedih akibat tirta itu diambil para naga hanya bisa menjilati titik-titik tirta yang jatuh pada daun alang-alang secara berebutan. Karena tajamnya daun alang-alang menyebabkan lidah para naga terbelah menjadi dua hingga kini begitu pula daun alang-alang diyakini suci sampai saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar